Reformasi Gereja

Pendahuluan
Politik dan kekeristenan punya ikatan yang sangat erat, terlebih saat kita berbicara tentang kekeistenan secara organisasi dan kehidupan bergereja. Sebagai contoh awal, saat Yesus ada di dalam dunia, terlebih saat Dia diadili, ketakutan Pilatus Dan Herodes terhadap kekuatan massa, yang menjadi ciri kekuatan politik, dan perseteruan yang terjadi diantara mereka, membuat pengadilan tersebut dipenuh dengan trik-trik politik, mulai dari saling melempar tanggung jawab hingga aksi cuci tangan, membuat kedudukan Yesus dapat dikatakan sangat dirugikan.
Pada saat jumlah orang Kristen sudah semakin banyak dan berkembang dengan pesat, beberapa kaisar dan kerajaan merasa sangat terancam. Kisah yang paling terkenal adalah kisah kaisar Nero, yang menganiaya orang-orang Kristen secara besar-besaran dan sadis demi kepentingan politik kerajaannya.
Setelah hampir dua setengah abad penganiayaan terhadap orang Kristen oleh berbagai golongan, Konstantinus adalah raja pertama yang menjadi pelindung dan penyokong yang murah hati bagi orang Kristen. Kemudian, pada tahun 380 Kaisat Thedosius menetapakan Kristen sebagai agana negara.
Martin Luther

Berbicara tentang reformasi, maka kita akan berbicara tentang Martin Luther dan Jerman sebagai Negara tempat lahirnya reformasi. Pada abad XVI, dimana-mana terlihat perubahan jaman, teknologi berkembang, walau pengetahuan makin maju, gereja tidak menampakkan alamat hidup baru.
Jerman sebagai tempat lahirnya reformasi, mulia surut kuasa kaisarnya, yang berkuasa adalah negara-negara bagian pembentuk kekaisaran tersebut. keluarga Habsburg adalah keluarga yang makin berkuasa. Austria dipimpin kaisar Maxiliian dan Philip anaknya menjadi raja di Burgondia dan Belanda, Philip menikah dengan seorang putri spanyol, bernama Johanna, dari perkawinan ini lahirlah Karel V, yang menjadi raja yang paling berkuasa di Eropa. Hal tersebut dikarenakan tahta Austria diwariskan kepadanya, demikian juga Burgondia, Belanda, Spanyol, Italia selatan yang dikuasai raja Spanyol dan daerah jajahan Spanyol lainnya, seperti; Amerika Tengah dan Selatan, tahun 1915 Karel dinobatkan menjadi kaisar dinegeri Jerman.
Perjuangan antara kaum reformasi dan Katolik Roma hanya masalah kepercayaan dan landasan iman, hal ini seharusnya dapat diselesaikan dengan senjata rohani. Namun, keadaan di eropa antara iman iman dan politk seudah sangat erat hubungannya dan sudah terjadi berpuluh-puluh tahun lamanya.
Martin Luther yang berasa dari kelaurga petani akhirnya dinobatkan menjadi imam pada tahun 1507. beberapa hal yang ditolak oleh Luther terhadap gereja waktu itu sebagian besar bukanlah merupakan maslah penafsiran yang salah, walaupun ada beberapa bagian didalamnya, tetapi kebanyakan berhubungan atau awal mulanya dengan Politik dan kekuasaan serta keserakahan yang dibumbuhi dengan propaganda-propaganda menggunakan nama Tuhan untuk mencari keuntungan dan eksistensi diri beberapa pemimpin gereja dan negara waktu itu.
Penjualan indulgensia menjadi sebab awal terjadinya reformasi. Uskup Agung Albrecht dari Mainz mengambil 2 keuskupan yang tidak mempunyai uskup untuk masuk kedalam keuskupan yang dia pimpin, sehingga penghasilannya menjadi tiga kali lipat dari sebelumnya. Namun hal tersebut tidak disetujui oleh Paus Leo X, kecuali jika Albrecht membayar seribu keeping emas. Paus Leo X memakai kekuasaannya untuk mengumpulkan kekayaan demikian juga dengan uskup agung Albreht. Untuk memenuhi tuntutan Paus Leo X, Albercht bersama Johan Tetzel memunculkan propaganda-propaganda menjual indulgensia lebih banyak lagi, bahkan melupakan unsur-unsur teologi indulgensia tersebut, Tetzel mulai menguras “dompet “ rakyat Jerman dan mengisi pundi-pundi Leo dan Albercht.
Akhirnya Luteher menyerang Praktik tersebut dengan sembilan puluh lima dalil yang ditempelkannya dipintu gereja istana di Witttenberg.
Harga Gereja yang tulen dan sejati ialah In jil yang maha suci tentang kemulian dalam rahmat Allah. (hal, 52). Kalimat tersebut merupakan salah satu isi dari dalili-dalil yang diajukan Luther untuk menentang keserakahan Paus dan teman-temannya. Keberhasilan Luther awalnya ditandai dengan menurunnya penjualan indrulgensia. Menurunnya penjualan indulgensia berarti berkurang juga penghasilan mereka, hal ini memicu kemaharan Tetzel, Albercht dan Paus Leo X. Namun, Paus Leo tidak dapat melakukan apa-apa terhadap Luther karena sejak awal Luther dilindungi oleh Frederik, tuan tanah tempat Luther tinggal. Tekanan dari Paus untuk mencabut pandangan-pandangan Luther akhir tidak dapat dilakukan dengan terang-terangan, Karena Paus Leo X membutuhkan dukungan dari Frederick untuk mencalonkan seorang kaisar yang baru. Luther mendapat banyak dukungan, selain dari rakyat dan kaum humanis, golongan bangsawan yang revolusioner juga membantu Luther, bahkan beberapa tuan ksatria berjanji untuk melindungi Luther. Walaupun demikian Karel V dengan sangat berani mengeluarkan Edic Worms pada tanggal 26 Mei 1521, isinya ialah agak Luther dan pengikutnya dikucilkan. Semua Tulisan Luther harus dibakar dan Luther boleh ditangkap dan dibunuh oleh siapa saja yang menemuinya. Akhirnya Frederick menyembunyikan Luther di Puri Wartburg supaya ia aman dan bersembunyi untuk sementara waktu.
Kekuasan Kekaisaran Jerman yang tidak terlalu kuat lagi, mengakibatkan Karel tidak serta merta dapat berkuasa mutlak di Jerman. Jadi, negara-negara bagian yang rajanya mendukung reformasi gereja yang dimulai oleh Luther terus dapat berkembang dengan bebas. Dan kekuasaan Karel yang tersebar luas di sebagian eropa menjadi jalan tersendiri bagi penyebaran reformasi. Karel V mempunyai banyak musuh, raja Prancis, Frans I, berperang melawan Karel memperebutkan Italia utara. Di daerah Timur, Karel harus berperang melawan orang Turki yang makin memasuki wilayah eropa. Karel merupakan pendukung Katolik Roma yang sangat berkeinginan kuat mendukung kekuatan Gereja Roma, dia dapat saja menghentikan sejak awal perjuangan Martin Luther. Namun karena dorongan keadaan politik dalam dan luar negeri maka tertutplah kesempatan tersebut.
Sekiranya segala rintangan itu tidak ada, mustahillah Pembaruan Gereja dapat meluas secepat itu (berkhof, 2004, hal 120). Karel sangat-sangat sibuk dengan urusan kenegaraan dan peperangan yang terjadi, sehingga dia hanya mampu mengunjungi daerah tempat tinggal Luther kira-kira sembilan tahun sekali. Raja-raja bawahan Karel tidak bersatu pendapat mengenai reformasi dan mulai muncul ketakuan terhadap kota-kota yang mendukung pembaruan gereja karena kekuatan mereka sangat besar dan makin lama makin menunjukkan kekuatan yang belipat kali ganda. Pada tahun 1526 raja-raja pendukung pembaruan bersepakat untuk mencegah pelaksanaan Edik Worms yang dikeluarkan Karel, tahun ini juga kesusahan karel bertambah karena ia sempat bermusuhan dengan Paus untuk beberapa saat lamanya. Akibatnya terjadi penundaan pemberesan perkara reformasi, meluaskan jalan bagi reformasi untuk berkembang di negara-negara bagian pendukung reformasi.
Dibawah pemerintahan Karel V, belanda dihubungkan dengan spanyol dan negeri-negeri Habsburg yang lainnya. Keinginan Karel V untuk menyatukan seluruh daerah kekuasaannya dengan membentuk suatu pemerintahan pusat di belanda. hal ini memungkinkan ajaran Luther masuk dengan sedikit agak leluasa dan mulai bergerak secara perlahan untuk bertumbuh. Rakyat Belanda sangat terpengaruh dengan semangat humanis yang di usulkan oleh erasmus, saat ajaran Luther sampai ke Belanda, mereka merasa bahwa cita-cita pembaharuan tidak banyak bedanya denga yang mereka percayai. Karel V sangat tidak menyukai hal ini dan mulai menekan orang-orang Protetan. Martir-martipun bermunculan dari belanda. Kendati ditekan sedemikian rupa, gereja reformasi atau Injili berkembang makin pesat dan makin kuat. Hal ini sesuai dengan perkataan lama : Darah syahid adalah bibit Gereja (Berkhof, 2004, hal 199). Seperti gereja mula-mula yang dianiaya dan menyebar luar, demikian juga dengan reformasi, banyak jemaat Injili melarikan diri ke luar negeri dan mendapat dukungan di negara tempat pelariannya.

Leave a comment